Video

Surah Al-Ma’aarij Merdu – Said Al Khatib ᴴᴰ

Surah Al-Ma’aarij (Arab: المعارج , “Tempat-Tempat Naik”) adalah surah ke-70 dalam al-Qur’an. Surah ini tergolong surah Makkiyah yang terdiri atas 44 ayat. Dinamakan Al Ma’aarij yang berarti tempat naik diambil dari perkataan Al Ma’aarij yang terdapat pada ayat ke 3 surat ini. Para ahli tafsir memberikan beberapa penafsiran mengenai hal ini di antaranya langit, nikmat karunia dan derajat atau tingkatan yang diberikan Allah s.w.t kepada ahli surga.

1. Seseorang bertanya tentang adzab yang menimpa
2. orang-orang kafir. Tidak seorang pun yang dapat menolong mereka
3. dari adzab Allah, Tuhan yang memiliki tempat-tempat mendaki.
4. Malaikat dan Jibril menghadap kepada Allah selama satu hari, yang setara dengan lima puluh ribu tahun hitungan dunia.
5. Wahai Muhammad, bersabarlah kamu menghadapi kaum kafir Quraisy dengan kesabaran tanpa mengeluh.
6. Kaum kafir Quraisy menganggap bahwa hari kiamat itu mustahil terjadi.
7. Akan tetapi Kami menetapkan bahwa hari kiamat itu pasti terjadi.
8. Pada hari itu langit meleleh laksana perak yang dibakar.
9. Gunung-gunung beterbangan bagaikan kapas.
10. Pada hari kiamat, seseorang tidak lagi dapat menyapa teman karibnya,
11. sekalipun saat itu mereka saling melihat. Saat itu orang kafir ingin sekali menebus dirinya dari adzab Allah dengan anak-anaknya,
12. istrinya, saudaranya,
13. keluarga besar yang melindunginya,
14. dan semua orang yang ada di muka bumi, sehingga ia dapat selamat dari adzab Allah.
15. Sekalipun begitu orang kafir sama sekali tidak dapat menyelamatkan dirinya dari adzab Allah. Sungguh neraka Jahanam itu
16. jilatan apinya memanggang tubuh penghuninya.
17. Wahai orang kafir, kalian telah mengajak manusia meninggalkan Islam dan berpaling dari keimanan.
18. Kalian suka mengumpulkan harta, tetapi tidak suka berderma untuk membela Islam.
19. Manusia itu diciptakan dengan sifat rakus kepada harta lagi kikir.
20. Apabila menghadapi kesulitan, manusia mengeluh berkepanjangan.
21. Akan tetapi, apabila memperoleh nikmat kebaikan, manusia enggan berbagi kepada orang lain,
22. kecuali orang-orang yang melaksanakan shalat,
23. yaitu orang-orang yang selalu menegakkan shalatnya,
24. orang-orang yang suka mendermakan sebagian hartanya
25. untuk diberikan kepada orang-orang miskin yang meminta-minta maupun orang-orang miskin yang tidak mau meminta-minta,
26. orang-orang yang mengimani hari kiamat,
27. dan orang-orang yang takut terhadap adzab Tuhan mereka.
28. Sungguh adzab Allah di akhirat tidak dapat dihindari.
29. Begitu pula orang-orang yang selalu memelihara kemaluannya,
30. kecuali kepada istrinya atau perempuan yang menjadi budaknya. Karena bersenggama dengan mereka bukanlah perbuatan tercela.
31. Siapa saja yang bersenggama dengan perempuan selain itu, mereka itu adalah orang-orang yang melanggar syari’at Allah.
32. Orang-orang yang selalu memenuhi amanat dan janjinya,
33. orang-orang yang selalu memberikan kesaksian dengan benar dan adil,
34. orang-orang yang selalu memelihara shalatnya dengan baik,
35. mereka itu di akhirat kelak dimuliakan dalam surga-surga.
36. Wahai Muhammad, mengapa kaum kafir bergegas datang kepadamu?
37. Kaum kafir datang dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok.
38. Wahai Muhammad, bukankah setiap orang kafir itu sangat ingin dimasukkan ke dalam surga Na’im?
39. Akan tetapi orang kafir sama sekali tidak akan dapat masuk surga. Kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang hina yang telah mereka kenal.
40. Aku bersumpah demi Tuhan yang menguasai timur dan barat, bahwa Kami benar-benar berkuasa
41. untuk menggantikan kaum kafir dengan golongan manusia yang lebih baik dari mereka. Kami tidak pernah dapat dirintangi dalam mengganti sesuatu dengan yang lain.
42. Biarkanlah kaum kafir bergelimang di dalam kebatilan dan bersenang-senang sampai mereka menjumpai hari kiamat yang diancamkan kepada mereka.
43. Pada hari kiamat, kaum kafir bergegas bangkit dari kuburnya, sebagaimana mereka di dunia dahulu bergegas menuju tempat-tempat berkumpul untuk menyembah berhala.
44. Pandangan mereka menunduk penuh penyesalan, seraya diliputi oleh perasaan hina. Hari kiamat itulah hari yang selalu diancamkan kepada semua manusia selama mereka hidup di dunia.

source

Show More

Tulis Komentar

Back to top button